OYOLALI--Pembebasan lahan untuk pelaksanaan proyek
jalan tol Solo-Kertosono yang melewati sejumlah wilayah di Kabupaten
Boyolali, ditarget selesai akhir tahun ini.
Ketua Panitia Pembebasan Tanah (P2T) Boyolali Sri Ardiningsih, yang
juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali itu menjelaskan
pembebasan lahan untuk pembuatan jalan tol di Kota Susu dibagi menjadi
dua wilayah, yaitu daerah timur yang melewati beberapa desa di wilayah
Kecamatan Ngemplak, serta daerah barat, yaitu Salatiga-Boyolali. Proses
pembebasan lahan di wilayah timur, lanjut dia, saat ini telah mencapai
60 persen.
“Yang di wilayah Ngemplak itu [proses pembebasan lahan] untuk jalan
tol Solo-Mantingan, prosesnya sudah berlangsung lebih dulu. Saat ini
sudah mencapai sekitar 60 persen. Sementara yang 40 persennya, masih
diproses karena terkait administrasi,” terang Ardiningsih ketika ditemui
wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (8/9/2012).
Untuk pembebasan lahan di wilayah Salatiga-Boyolali, Ardiningsih
mengungkapkan saat ini pihaknya telah memulai identifikasi lahan, yang
meliputi status kepemilikan tanah, bangunan, hingga lahan pertanian yang
terdapat di wilayah itu. Setelah proses identifikasi selesai,
Ardiningsih mengatakan segera melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
setempat.
“Target kami, proses pembebasan lahan di dua wilayah itu bisa selesai akhir tahun ini,” katanya.
Disinggung proses pemberian ganti rugi kepada warga yang tanah dan
bangunannya bakal terkena proyek tersebut, Ardiningsih mengatakan
penilaian akan dilakukan oleh tim penaksir atau tim appraisal yang
ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Terkait itu pula, sosialisasi
akan bersifat spesifik terkait hak dan kewajiban mereka.
“Proses sosialisasi dimungkinkan dilakukan per desa agar mudah. Akan
tetapi, ini menyesuaikan dengan jumlah pemilik tanah per desanya yang
terkena lahan tol,” tambahnya.
Terkait ganti rugi tersebut, pihaknya berpatokan pada hasil pengukuran dan pematokan yang telah dilakukan tim teknis.
Di samping itu, ia meminta warga setempat yang terkena tol diminta
tidak cemas akan kehilangan akses jalan. Sebab, proyek tol ini
memberikan ruang audiensi bagi masyarakat terkait akses jalan.
“Semua akan kita beri solusi. Baik itu akses jalan maupun saluran
irigasi yang terkena tol. Hal itu masih bisa dibicarakan lebih lanjut
untuk mendapatkan solusi terbaik,” pungkasnya.
Ditemui terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Boyolali, S Paryanto meminta
tim yang telah ditunjuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk
menyosialisasikan proyek jalan tol kepada warga dapat memberikan
penjelasan sejelas-jelasnya.
”Terutama camat dan lurah atau kepala desa di wilayah yang terkena
proyek tersebut. Jangan sampai proses ini juga ditunggangi oleh oknum
yang memiliki kepentingan-kepentingan tertentu yang justru merugikan
masyarakat,” tandas Paryanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar